(a)
Dispersi Gelombang
Ketika
Anda menyentakkan ujung tali naik - turun (setengah getaran), sebuah pulsa
transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium). Sesungguhnya bentuk
pulsa berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau
mengalami dispersi (perhatikan Gambar 1.16). Jadi, dispersi gelombang adalah
perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.
Gambar
1.16. Dalam suatu medium dispersi, bentuk gelombang
Berubah
begitu gelombang merambat
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita dekati sebagai medium nondispersi. Dalam medium nondispersi, gelombang dapat mempertahankan bentuknya. Sebagai contoh medium nondispersi adalah udara sebagai medium perambatan dari gelombang bunyi..
Gelombang-gelombang
cahaya dalam vakum adalah nondispersi secara sempurna. Untuk cahaya putih
(polikromatik) yang dilewatkan pada prisma kaca mengalami dispersi sehingga
membentuk spektrum warna-warna pelangi. Apakah yang bertanggung jawab terhadap
dispersi gelombang cahaya ini? Tentu saja dispersi gelombang terjadi
dalam prisma kaca karena kaca termasuk medium dispersi untuk gelombang cahaya.
(b) Pemantulan gelombang lingkaran oleh
bidang datar
Bagaimanakah
jika yang mengenai bidang datar adalah muka gelombang lingkaran? Gambar 1.17
menunjukkan pemantulan gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar yang
merintanginya. Gambar 1.18 adalah adalah analisis dari Gambar 1.17.
Sumber
gelombang datang adalah titik O.
Dengan menggunakan hukum pemantulan, yaitu sudut datang =sudut pantul, kita
peroleh bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber gelombang pantul
sehingga muka gelombang pantul adalah lingkaran-lingkaran yang berpusat di I, seperti ditunjukkan pada
gambar 1.18.
Gambar 1.17 Pemantulan gelombang Lingkaran
oleh bidang datar
|
Gambar 1.18 Bayangan sumber gelombang datang O adalah I (sumber gelombang pantul)
|
Contoh:
Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan air dalam tangki riak dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran seperti pada Gambar 1.36. Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang gelombang. Semua muka gelombang pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh pembangkit bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping logam berjarak 0,015m dari sumber gelombang P. Hitung (a) panjang gelombang, (b) frekuensi, dan (c) cepat rambat gelombang. Pembahasan:
(a) Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1λ.
Dengan demikian, jarak PQ = 3(1λ)
0,015 m = 3λ
λ = 0,005 m
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putus-putus) dari Q ke P menempuh waktu 3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v = λf = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s.
(c) Pembiasan Gelombang
Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan air dalam tangki riak dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran seperti pada Gambar 1.36. Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang gelombang. Semua muka gelombang pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh pembangkit bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping logam berjarak 0,015m dari sumber gelombang P. Hitung (a) panjang gelombang, (b) frekuensi, dan (c) cepat rambat gelombang. Pembahasan:
(a) Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1λ.
Dengan demikian, jarak PQ = 3(1λ)
0,015 m = 3λ
λ = 0,005 m
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang (garis utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis putus-putus) dari Q ke P menempuh waktu 3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v = λf = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s.
(c) Pembiasan Gelombang
Pada
umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh karena frekuensi
gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (λ=v/f) juga tetap untuk
gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang menjalar pada dua
medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya dapat merambat dari
udara ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat rambat cahaya di
udara lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam air. Oleh karena (λ=v/f),
maka panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar daripada panjang
gelombang cahaya di dalam air. Perhatikan λ sebanding dengan v. Makin besar nilai v, maka makin besar nilai λ, demikian juga sebaliknya.
Perubahan
panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan cara memasang
keping gelas tebal pada
dasar tangki sehingga tangki riak memiliki dua kedalaman air yang berbeda,
dalam dan dangkal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.19. Pada gambar tampak
bahwa panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang
gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2).
Oleh karena v=λf, maka cepat rambat gelombang di tempat
yang dalam lebih besar daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).
Gambar
1.19. Panjang gelombang di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang
gelombang di tempat yang dangkal (λ1 > λ2)
Perubahan
panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang seperti diperlihatkan pada
foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang lurus mengenai bidang batas
antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal dalam suatu tangki riak
Pembelokan gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka gelombang datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegak lurus muka gelombang datang dan bias.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka gelombang datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto. Kemudian sinar datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegak lurus muka gelombang datang dan bias.
Gambar
1.20. Diagram pembiasan
Selanjutnya,
garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal disebut sudut
bias (diberi lambang r).
Pada Gambar 1.20 tampak bahwa sudut bias di tempat yang dangkal lebih kecil
daripada sudut datang di tempat yang dalam (r < i). Dapat disimpulkan
bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat yang dangkal sinar
dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar datang
dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis normal (r>i).
(d) Difraksi Gelombang
(d) Difraksi Gelombang
Di
dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu,
gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus
juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan
berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat
melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang disebabkan
oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika
penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas
terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi
celah, seperti ditunjukkan pada gambar 1.22. Jika penghalang celah sempit,
yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka difraksi
gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa
titik, dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran
dengan celah tersebut sebagai pusatnya seperti ditunjukkan pada gambar 1.23.
Gambar
1.22 Pada celah lebar, hanya muka gelombang pada tepi celah saja melengkung
Gambar
1.23 Pada celah sempit, difraksi gelombang tampak jelas.
(e)
Interferensi Gelombang
Jika
pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di tempat
tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristiwa ini di
sebut sebagai prinsip super
posisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan mempengaruhi
medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang yang terpadu
tersebut disebut interferensi gelombang.
Ketika
mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh super posisi antara
gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Anda
dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut,
kedua gelombang saling memperkuat (interferensi
konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua
kali amplitudo semula. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul,
kedua gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi
destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol.
Dengan
menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi
konstruktif (saling
menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki fase yang sama.
Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap gelombang.
Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang yang
berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama
dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan
menggunakan ilustrasi pada Gambar 1.24.
Gambar
1.24. Interferensi Konstruktif
(f)
Polarisasi Gelombang
Pemantulan,
pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang tali (satu
dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan gelombang
cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan gelombang
cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang
longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada
gelombang transversal, yaitu polarisasi. Jadi,
polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal,
misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena
polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969. Dalam
fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi
tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati
filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal
diserap sebagian (lihat Gambar 1.25). Cahaya alami yang getarannya ke segala
arah di sebut cahaya tak terpolarisasi,
sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah
saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.
Gambar
1.25. Polarisasi cahaya pada polaroid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar