Menurut teori ini, jagat raya berasal dari ledakan dahsyat dan galaksi
akan meluas tanpa batas, serta galaksi tersebut tidak pernah kembali ke pusat
jagat raya. Semua persediaan unsur-unsur diciptakan dalam setengah jam pertama
sesudah terjadi ledakan, sehingga tidak dijumpai materi baru.
Teori Keadaan Tetap (The Steady State Theory)
Tahun 1948, teori
kedaan-tetap atau teori alam semesta tak terhingga dicetuskan oleh Fred Hoyle,
Thomas Gold dan Hermann Bondi sebagai alternatif dari teori ledakan besar (Big
Bang theory). Teori ini tidak lebih dari perpanjangan paham materialistis
abad ke 19 yang mengabaikan adanya sang Pencipta dan model semesta yang tanpa
batas. Menurut model ini, ketika alam semesta mengembang, materi baru
terus-menerus muncul dengan sendirinya dalam jumlah tepat sehingga alam semesta
berada dalam “keadaan stabil”.
Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal pula
dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut teori ini jagat raya
terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi
(mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini
terbentuklah galaksi- galaksi. Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30
miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk
akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang
sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah tahap
mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat lagi.
Teori Materialis
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain
materi. Berakar pada pada kebudayaan Yunani kuno
dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem berpikir ini menjadi
terkenal dalam bentuk paham materialisme dialetika Karl Marx.
Para penganut materialisme
meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar berpijak paham ateis
mereka.Misalnya dalam bukunya Principen Fondamentaux de Philosophie, filosop
materialis George Politzer mengatakan bahwa ”alam bukanlah sesuatu yang
diciptakan” dan menambahkan: ”Jika ia diciptakan, ia sudah pasti diciptakan
oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan”.
Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta
tidak diciptakan dari ketiadaan, ia berpijak pada model alam semesta atatis
abad 19 dan menganggap dirinya sedang mengemukakan sebuah pertanyaan ilmiah.
Namun sains dan teknologi yang berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan
gagasan kuno yang dinamakan materialisme ini.
wahh bagus banget
BalasHapusteori pembentukan jagat raya bukannya ada 10 ?
BalasHapusAncok
Hapus