Pelangi
Di Wajahmu
Pagi ini kupandang langit yang cerah itu. Setelah hujan
semalam, jalan, taman, rumah-rumah menjadi basah. Setelah kupandangi dengan
seksama ada suat busur warna yaitu pelangi. Teringat oleh seseorang yang aku
sayangi dan yang aku cintai. “Seandainya dia di sini pastilah aku merasa
bahagia.”, celotehku. Kupandangi terus pelangi itu. Rasanya aku ingin
berlama-lama di taman itu. Lalu di pikiranku dipenuhi dengan bayangan wajahnya.
“Aku benar-benar merindukanmu. Kapan kau pulang?”, tanyaku dalam hati.
Hari demi hari telah kulewati. Telah lama kutunggu
kedatanganmu dari negeri nan jauh di sana. Tibalah di penghujung tahun ini. Kau
berjanji akan kembali ke sini pada akhir tahun ini. Tiba-tiba telepon
berdering. Kuangkatlah telepon itu. “Bisa bicara dengan Dita? Ini aku
Karen.””Aku sendiri. Ah lama tak jumpa. Kapan kau pulang?”. Setelah aku
mengobrol dengannya, kupandang jendela itu. Ternyata ada sebuah pelangi yang
muncul di angkasa sana. Terbayanglah aku dengan wajahnya yang secantik bidadari.
Aku tak sabar menunggu hari besok.
Tibalah saatnya hari yang aku tunggu-tunggu. Dia akan datang
ke sini. “Cepatlah kau datang kemari. Aku tak sabar.”, gumamku dalam hati.
Berdering teleponku. Segeralah kuangkat. “Selamat siang, kami dari Rumah Sakit
Harapan Kita melaporkan bahwa saudari Karen saat ini ada di Rumah Sakit Harapan
Kita untuk menjalani perawatan medis setelah terlibat kecelakaan.”. Saat itu
juga hatiku benar-benar cemas.
Langsung ku bergegas menuju rumah sakit itu. Derasnya hujan
terus mengguyur tubuhku ini. Akhirnya sampai juga di rumah sakit itu. “Permisi,
mau tanya. Apakah di sini ada pasien yang bernama Karen?””Ada. Saudari Karen
sedang dirawat di ruang perawatan intensif. Ruangannya ada di lantai 2.””Terima
kasih.”. Ku bergegas menuju ke sana. Langsung ku masuki ruangan tersebut.
“Permisi dok, bagaimana keadaan teman saya ini?”, tanyaku pada dokter yang
sedang memeriksa Karen. “Saudari Karen untuk saat ini masih dalam keadaan
koma.”, jawab si dokter itu. Ku memohon. Ku berdoa pada Yang Kuasa. Semoga
pelangi hatiku selalu dalam lindungan Yang Kuasa.
Kemudian aku duduk di ruang tunggu. Ku terus berdoa untuk
kesembuhan pelangi hatiku itu. Ku lihat seorang dokter dan para suster masuk ke
ruang itu. Setelah itu, dokter itu keluar dari ruangan itu lalu menghampiriku. “Maaf,
kami sudah berusaha sekuat tenaga. Saudari Karen tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.”, kata dokter itu. Aku langsung masuk ke ruangan itu. Ku dekatkan
mulutku ke telinganya. Ku bisikkan kata-kata terakhirku padanya. “Tanpamu aku
merasa hampa dalam jiwaku ini. Dan diriku ini bukanlah aku tanpa kamu hadir
dalam hidupku. Tak akan pernah kutemui lagi gadis seperti dirimu di dunia ini.
Aku menyayangimu selamanya. Aku mencintaimu selamanya.”. Setelah itu, aku pun
beranjak dari ruangan itu. Dokter dan suster kemudian masuk ke dalam ruangan
itu. Dan setelah itu dokter keluar dari ruangan itu lalu dengan cepat
menghampiriku. “Ini sebuah keajaiban. Saudari Karen menunjukkan tanda-tanda
kehidupan dan tingkat kesadarannya meningkat.”, kata si dokter itu. Doaku
terjawab oleh Yang Kuasa. Terima kasih Tuhan. Lalu aku masuk ke dalam ruangan
itu. Aku lihat dia telah terbangun dari tidurnya. Senang, bahagia itulah perasaanku saat ini.
“Ada pelangi di wajahmu.”, kataku sambil mengelus-elus kepalanya yang
diselimuti oleh jilbabnya. Dia hanya tersenyum saja. Manis sekali senyumannya.
Bagiku gadis seperti dia memang tiada duanya.
Setelah Karen benar-benar dinyatakan sembuh oleh dokter, kami
pun pulang. Kami benar-benar merasa bahagia. Ku pandangi wajahnya dia
benar-benar lebih cantik dan lebih manis dari sebelumnya. Dalam perjalanan
pulang, ku lihat 2 pelangi yang saling berjejer satu sama lain di angkasa.
Sungguh indah ciptaan Tuhan. Aku pun bersyukur pada Yang Kuasa sampai saat ini
kami berdua masih dalam lindung Yang Kuasa. Pada akhirnya kami berdua hidup
bahagia selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar